RSS

Geolingustik Kajian Variasi dan Perubahan Bahasa

A. Geolingustik Kajian 


        Geolingustik atau geografi dialek secara epistemologi merupakan cabang dialektologi yang mengkaji dialek geografis sebagai objek materinya ( Wahya, 2005: 48),  jika di pandang dari makrolingustik, kajian ini merupakan lingustik interdisipliner. Dialek geografis merupakan variasi geografi suatu bahasa di samping variasi sosial dan variasi temporal.
Bahasa dan variasinya, sebagai sebuah sistem tutur, secara otonomi memiliki sistem yang mirip sehingga dapat diidenfikasikan sama. perbedaan yang terjadi biasanya tidak melibatkan struktur, hanya melibatkan sistem fonologi dan leksikon, bahkan, perbedaan bisa hanya muncul dalam bentuk aksen, tidak melibatkan satuan lingual lain, penutur variasi yang satu dengan variasi yang lain masih dapat saling memahami walaupun saling memahami bisa tidak sama bagi kedua belah pihak.
Variasi bersifat dialektologi. Unsur lingual yang menjadi perbendaharaan variasi tersebut memiliki keragaman untuk setiap variasi. Dalam hal ini variasi –variasi tersebut memiliki hieraki perbedaan jika dibandingkan dengan salah satu variasi yang diangkat sebagai variasi standar atau bahasa baku. Ciri yang membedakan variasi-variasi secara umum berada pada bidang fonologi, leksikon, dan morfologi. Namun, perbedaan morfologi lebih terbatas jika perbandingan dengan kedua bidang yang pertama ( Wahya, 2005: 41). Pembeda variasi atau dialek ini menunjukan adanya perubahan dalam bahasa. Perubahan inilah menjadi objek penelitian dialektologi. Dialektologi berupaya mendeskripsikan perubahan dalam bentuk variasi.
Variasi bahasa merupakan hasil perubahan bahasa tersebut atau dengan kata lain adanya variasi bahasa akibat adanya perubahan bahasa. variasi hasil perubahan ini merupakan pembaruan atau inovasi. Inovasi terjadi akibat adanya perubahan satuan lingual dari satuan asalnya ( Wahya, 2005:49). Inovasi ini, jika didasarkan pada sumber isolek dan inovasi eksternal eksternal. Inovasi internal adalah pembaruan yang dipicu oleh sistem internal suatu isolek. Inovasi eksternal adalah pembaruan yang di picu olek isolek lain akibat terjadinya kontak antarisolek ( Wahya,2005:54).
Inovasi, jika dilihat dari sitem dari sistem internal isolek, terdiri atas inovasi fonologi, inovasi leksikal, dan inovasi gramatikal. Inovasi fonologi adalah pembaruan yang terkait dengan bunyi yang membangun struktur kata.  Inovasi leksikal adalah pembaruan  yang terkait dengan pengubahan srtruktur dan penggantian leksikon. Wujud inovasi leksikal persia tampak pada leksikol baru yang sedikit berbedaan dari leksikon baru yang sedikit berbedaaan ini terjadi akibat penambahan, penguraan, atau penggantian sebagai bunyi yang membangun leksikon. Leksikon baru masih menampakan kemiripan dengan lekikon lama atau perbandingan.
B. Variasi dan Perubahan Bahasa


Perubahan bahasa memicu muncul variasi. Selanjutnya, variasi inilah yang memicu munculnya sistem lingual baru, baik yang arahnya horizontal, yakni variasi geografis, maupun yang arahnya  vertikal, yakni variasi sosial. Gelombang perubahan inilah yang memisahkan bahasa induk dari bahasa kerabat yang lahir kemudian. Gelombang perubahan ini pulalah yang memisahkan variasi yang belum variasi yang satu dari variasi yang lainnya dalam satu bahasa. kajian diakronis menunjukan adanya hubungan genealogis atau genetis antara isolek yang satu dan isolek yang lain melalui bukti adanya kekayaaan bentuk-makna yang mirip, yang disebut bentuk kerabat.
Di daerah  terjadinya kontak bahasa, variasi yang menunjukan bukti terjadinya perubahan sering mudah ditemukan. makin tinggi terjadinya kontak. Cenderung makin tinggi pula variasi-variasi  yang ditimbulkannya. Kontak isolek bisa terjadi secara geografis karena daerah pakai isolek yang berdekatan. Kontek isolek bisa pula terjadi teradi adanya fungsi-fungsi isolek dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, bahasa sunda yang secara geografis daerah pakainya berdekatan dengan bahasa Jawa akan terpengaruh oleh bahasa Jawa dan sebaliknya. Namun, dalam waktu bersamaan bahasa Sunda akan terpengaruh oleh bahasa Indonesia walaupun secara geografis  bahasa Indonesia tidak ada. Hal ini terjadi akibat adanya fungsi bahasa Indonesia sebagai bahsa nasional dan bahasa negara, yang memiliki gengsi atau prestise tersendiri bagi penutur bahasa daerah.
Demikian pula, jika perubahan ini dilihat dari kacamata geografis, variasi-variasi yang sama. fakta ini menunjukkan oleh faktor tertentu, baik faktor internal sistem isolek maupun faktor eksternal geografis ataupun sosial. Secara alamiah perubahan itu akan terus terjadi sepanjang tidak ada kendala dan perubahan akan berhenti ketika terdapat kendala. Yang dapat diamati oleh para peneliti di lapangan adalah variasi-variasi yang terjadi pada bunyi-bunyi tertentu, suku-suku kata tertentu, dan kata-kata tertentu. Ini menjadi fakta bahwa perubahan terjadi secara bertahap sekaligus juga menjadi fakta perubahan yang tidak terjadi secara sporadis.
 
Sumber :Wahya.Mengenal Sekilas Dialektologi: Kajian Interdisipliner tentang Variasi dan Perubahan Bahasa.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

1. Berkomentarlah menggunakan kata yang sopan dan halus
2. Dilarang SPAM!!!
3. Komentar dilarang mengandung SARA!!!
4. Dilarang menghina atau mengejek individu atau kelompok tertentu